Tuesday, May 12, 2009

Ibu Bekerja - ASI EKSKLUSIF 6 bulan - siapa takut !

          Beberapa hari mendatang, cuti hamilku dah kelar, dan aku akan kembali masuk kerja. Kondisi ini tentu bikin aku sedih, harus meninggalkan bayiku yang baru berusia 3 bulan kurang. Alhamdulillah...di tempat aku bekerja, diberikan kemudahan bagi ibu menyusui, dapat keringanan pulang lebih awal sekitar pukul 12.00 hingga usia anak 8 bulan...Rencana ke depan, aku akan kasih ASI eksklusif buat Faiz, bayiku. Rasa was-was sempat terlintas, apa bisa ibu bekerja alias ibu karier tetap sukses memberikan ASI eksklusif? Dan dengan bismillah,...kutekadkan, ...insyaallah AKU BISA...karena ASI adalah hadiah terbaikku untuk anakku :)

          Di tempat aku bekerja, yang notabene pemberi layanan kesehatan, masih sangat jarang yang mau memberikan ASI eksklusif 6 bulan bagi anaknya. Sangat disayangkan, padahal ASI eksklusif adalah hadiah terbaik seorang ibu untuk anaknya, yang akan memberikan berbagai manfaat yang besar di kemudian hari. Apa sih kendalanya???? Banyak orang yang sebenarnya tahu akan penting dan manfaat ASI, tapi kadang susah untuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan buat anaknya, terutama pada ibu bekerja. Memang, masalah ibu bekerja kadang jadi alasan tidak memberikan ASI eksklusif pada sang buah hati. Padahal, ada banyak hal dan cara sehingga seorang ibu, meski bekerja sangat sibuk sekalipun, tetap bisa memberikan yang terbaik bagi bayinya. Kendala utama malasnya ibu karier memberikan ASI eksklusif sebenarnya hanyalah pada masalah kemauan dan pengetahuan. Kalau tahu caranya, gampang kok...

          Bagaimana sih caranya?....ASI itu bisa disimpan. Jadi, meski harus bekerja, seorang ibu tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada buah hatinya. Dengan memerah susu, ASI bisa ditempatkan pada wadah-wadah khusus yang sudah disterilkan, dan disimpan dalam lemari pendingin. ASI yang disimpan dapat diberikan ketika bunda sedang di tempat kerja, sedangkan saat di rumah,baik siang atau malam hari, kita maksimalkan menyusui langsung pada buah hati kita :) Jika sudah berada di tempat kerja, jangan lupa perah ASI di setiap 3-4 jam sekali secara teratur agar produksi ASI tetap terjaga.

Berikut ringkasan cara sukses menyusui pada ibu bekerja dengan ASI peras (ASIP) :

1. Memeras ASI

  • Siapkan cangkir yang bersih, bisa disterilkan dengan direndam dalam air mendidih/pake alat sterilisasi botol yang sudah banyak dijual, atau dengan cara sederhana : cuci cangkir dengan air sabun dan keringkan dengan tisu atau lap yang bersih. Lantas, hangatkan dengan air panas dalamnya.
  • Cuci tangan dengan bersih. Pegangi cangkir dengan satu tangan untuk menampung air susu ibu peras (ASIP), sedangkan satu tangan lain digunakan untuk memeras ASI.
  • Condongkan badan ke depan dan letakkan ibu jari di sekitar areola di atas puting dan jari telunjuk pada areola bawah puting. Jangan memencet puting, akan bikin sakit atau lecet.
  • Lakukan pijatan halus dengan ibu jari dan telunjuk ke dalam menuju dinding dada. Tekan ibu jari dan jari telunjuk sedikit ke arah dada, tetapi jangan terlalu kuat agar tidak menyumbat aliran susu. Lantas tekan sampai teraba pada tempat tampungan ASI di bawah areola. Lakukan prosedur tekan dan lepas, tekan dan lepas. Kalau terasa sakit, berarti tekniknya salah. Apabila pada mulanya ASI tidak keluar, jangan berhenti, setelah beberapa kali maka ASI akan keluar.
  • Peras ASI selama 3-5 menit sampai ASI berkurang pada satu payudara, lalu pindah ke payudara satu lagi, demikian terus bergantian, sehingga saat kita memerah pada satu sisi, ASI pd payudara sisi lainnya akan mengisi. Memeras ASI perlu waktu sekitar 20-30 menit

2. Menyimpan ASI peras

  • Simpanlah ASI dalam wadah atau botol steril. Ada baiknya jika botol yang digunakan dari kaca dan ditutup rapat. Jangan campur ASI yang diperas sekarang dengan ASI yang diperas sebelumnya. Untuk itu, berilah botol dengan label kapan ASI diperas (tanggal dan jam) dan berikan ASI yang diperas lebih dahulu pada sang anak. 
  • Ketahanan ASI peras dalam penyimpanan dengan syarat, semua suhu penyimpanan harus stabil :

      - suhu kamar (suhu 19-25 0C) bertahan 6–8 jam         

      - lemari pendingin (suhu 4 oC) bertahan 24-48 jam

      - lemari pembeku (suhu -4 oC) bertahan 2 mingguan lebih

      - deep freezer (suhu -18 oC), bertahan empat bulanan.

  • Untuk mempertahankan aktivitas antioksidan ASI, waktu penyimpanan harus dibatasi sampai 48 jam. ASI yang ditaruh di dalam lemari pendingin lebih baik daripada disimpan di dalam lemari pembeku.

3. Menyajikan ASI peras

  • Untuk memberikan ASI beku untuk anak, pindahkan dulu ASI ke lemari pendingin agar mencair. Kemudian diambil seperlunya (sesuai dengan jumlah kebutuhan bayi sekali minum) untuk dihangatkan kalau mau diberi kepada bayi. ASI tidak boleh dimasak atau dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam cangkir dalam air hangat atau bisa menggunakan 'warmer bottle' yang banyak dijual. Apabila ASI yang telah dihangatkan tidak habis diminum oleh bayi, maka ASI tersebut harus dibuang. 
  • Saat memberikan ASI pada anak, akan lebih baik jika menggunakan cangkir atau sendok, bukan dot. Hal ini dimaksudkan agar saat ibu menyusui langsung, bayi tidak menolak menyusu. Jika memberikan ASI dalam cangkir, pastikan berikan dengan perlahan dan biarkan sang anak berusaha sendiri mengisap air susu itu. 

           Oke dah tahu caranya, gimana makin yakin buat memberikan ASI eksklusif ? Tentu saja iya,... modal kita adalah keyakinan dan kemauan yang keras, jangan pantang menyerah ya, ASI adalah hadiah terbaik kita buat buah hati kita....:)

Saturday, May 2, 2009

Vaksin IPD masih mahal.......:)

Sudah agak lama aku mengetahui info vaksin IPD, sejak anak pertamaku berumur 9 bulanan, pada waktu itu aku baca di tabloid nakita, namun saat itu aku belum tertarik karena masih banyak pro dan kontranya, hanya sekedar wacana vaksin yang dianjurkan, apalagi saat itu harganya relatif mahal juga.

Sekarang anak keduaku dah berumur 2 bulan, aku jadi melek mata, setelah banyak cari info, ternyata vaksin IPD sangat penting, meski harganya masih relatif mahal antara 600-800 ribu ( di luar jawa nih ya :) ).

Apa itu IPD

IPD (Invasive Pneumococcal Disease) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus (Streptococcus pneumoniae) yang invasif cepat masuk ke sirkulasi darah dan bersifat merusak (berbahaya) sebagai penyebab penyakit radang paru-paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi darah (bakterimia). Yang paling fatal bila bakteri pneumokokus menyerang otak. Pada kasus-kasus meningitis seperti ini, kematian akan menyerang 17% penderita hanya dalam kurun waktu 48 jam setelah terserang. Kalaupun dinyatakan sembuh umumnya meninggalkan kecacatan permanen.

WHO menghitung pada tahun 2006, sekitar 700.000-1.000.000 anak meninggal tiap tahunnya karena pneumokokus. WHO juga meneliti pneumokokus menjadi penyakit yang bisa di cegah dengan imunisasi tapi menyebabkan kematian terbanyak terutama di negara berkembang, dengan bayi baru lahir hingga bocah usia 2 tahun berisiko tinggi terkena IPD. Di Indonesia, ada 6 juta anak meninggal karena penyakit IPD setiap tahunnya. Sementara berdasarkan survei Departemen Kesehatan 2001, pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia, dengan persentase 23%.

IPD sebenarnya dapat diobati dengan cara pemberian antibiotika dosis tinggi, tetapi saat ini banyak bakteri S.pneumoniae yang sudah kebal terhadap beberapa antibiotika misalnya penisilin, sehingga semakin mempersulit pengobatannya. Itulah sebabnya, pencegahan lebih diperlukan daripada pengobatan. Vaksinasi dipercaya sebagai langkah protektif terbaik mengingat saat ini resistensi kuman pneumokokus terhadap antibiotik semakin meningkat. Berikan vaksin pneumokokus pada bayi dan balita. Inilah satu-satunya cara pencegahan IPD yang efektif. Dengan vaksin, penyakit IPD bisa dicegah hingga maksimal yaitu hingga 97 persen pada bayi yang telah menerima vaksinasi penuh (4 dosis) dan 89 persen efektif dalam mencegah semua kasus IPD pada anak yang telah mendapat satu kali atau lebih dosis vaksinasi.

Jenis Vaksin

  • Prevenar atau PCV 7 (diseluruh dunia sama mereknya) berisi 7 serotype (4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F and 23F). Bisa diberikan pada bayi sejak usia 2 bulan. Harganya relatif mahal (sekitar 600-800 ribu) 
  • Pneumo 23 berisi 23 serotype:
    1, 2, 3, 6B, 7F, 8, 9N, 9V, 10A, 11A, 12F, 14, 15B, 17F, 18C, 19A, 19F, 20, 22F ,23F, 33F, diberikan pada anak berusia lebih dari 2 tahun. Harganya lebih murah.

Jadwal Pemberian

Berdasarkan rekomendasi IDAI tahun 2006, vaksin IPD termasuk dalam salah satu jadwal rekomendasi vaksinasi dan dapat diberikan bersama-sama dengan vaksin lain seperti DPT, Hepatitis B, HIB, Polio, dan MMR. Sejak 2006, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah mengeluarkan izin edar untuk vaksin pneumokokus di Indonesia. Jadwal pemberiannya dikategorikan sebagai berikut:

  • Bayi umur <6> : diberikan 4 kali yaitu 3 kali suntikan dasar umur 2 , 4, 6 bulan (selang 2 bulan) dan 1 kali ulangan/booster di umur 12 - 15 bulan
  • Bayi umur 6-12 bulan : diberikan 3 kali yaitu 2 kali suntikan dasar dengan tenggang waktu selang 4 minggu antar suntikan dan 1 kali ulangan di umur 12 - 15 bulan
  • Anak umur 1-2 tahun : diberikan 2 kali suntikan dasar dengan tenggang 2 bulan dan tanpa suntikan ulangan
  • Anak umur >2 tahun : diberikan 1 kali suntikan dasar tanpa ulangan/booster

Efek Samping Pemberian

Reaksi umum dari vaksin ini sama seperti semua jenis vaksin. Menurut labelnya, efek samping yang sering terjadi pada pemberian prevenar pada saluran pencernaan adalah diare dan muntah. Sedangkan reaksi terhadap vaksin yang terbanyak dilaporkan adalah demam ringan  ringan < 38 derajat Celcius, rewel, mengantuk (drowsy), dan beberapa reaksi ringan lainnya yang biasa ditemui pada pemberian berbagai jenis vaksin. Bila ada riwayat reaksi alergi terhadap imunisasi Dipteria (DPT), maka tidak diberikan imunisasi IPD jenis Prevenar (kontraindikasi), karena dalam Prevenar ada kandungan varian dari Diphteria toxin (sebagai protein-carrier).

Pro Kontra

Di Amerika, sejak tahun 2000 sudah disuntikan wajib dan laporan ilmiah tahun 2001 telah 23 juta dosis diberikan dengan efek samping yang tidak jauh lebih banyak dari efek samping imunisasi rutin saat itu. Sampai sekarang telah direkomendasikan di Australia, Korea, Philipina, Spanyol, Malaysia, Singapore dan Canada. Dan pertanyaannya adalah 'Apakah benar-benar diperlukan di Indonesia?

Sebenarnya masih ada pertanyaan apakah serotype yang digunakan pada Prevenar sesuai dengan serotype di Indonesia. Karena itu baru akan dilakukan penelitian. Kalau misalnya lebih spesifik dan lebih sedikit jumlahnya, mungkin bisa diproduksi dengan harga lebih murah. Pemilihan 7 serotype pada vaksin prevenar ini didasarkan pada pemberian di Malaysia, Singapura, Philiphina dan Australia yang dianggap berdekatan dan memiliki ciri geografis seperti Indonesia. Maka perlu digalakkan penelitian untuk memastikan jenis serotype-nya sehingga dapat dinilai efektif tidakkah pemberian vaksin prevenar di Indonesia.

Friday, May 1, 2009

Ayo timbang balita kita tiap bulan....

          Tak terasa Faiz dah menginjak usia 2 bulan padahal terasa baru kemaren dia lahir :). Terlahir dengan berat badan yang cukup besar dengan proses kelahiran secara normal, yaitu BB 4,01 kg dan Pb 51 cm, Faiz tampak lebih dewasa, lebih cool :) dibanding bayi seumur dia, bahkan sempat orang-orang mengira Faiz dah berumur 4-5 bulanan, padahal umurnya 2 bulan saja belum :).

          Pertumbuhan Faiz terasa lebih cepat matang, saat menggendong dia pun lebih berani beraksi tanpa harus berhati-hati dan was was dengan tengkuknya. Faiz dah mulai pandai mengangkat kepalanya sejak umur 1 bulan. Selain itu Faiz mulai berespon senyuman dan ocehan sejak umur 1,5 bulan. Pokoknya senang deh.

          Saat berumur 1 minggu, berat badan Faiz 4,5 kg, dia mendapat suntikan vaksin BCG di lengan kanannya dan vaksin polio. Menginjak umur 1 bulan, berat badannya sekitar 5,4 kg, naik 1,4 kg dari berat lahir, dan bertambah panjang menjadi 56 cm. Di umur 1 bulan mendapat vaksinasi Hepatitis B1 (di saat kelahirannya mendapat Hepatitis B0).

          Menginjak umur 2 bulan, berat badannya naik 1kg menjadi 6,4 kg dan panjang 61 cm. Jadwal imunisasi umur 2 bulan DPT1, Hib1, polio2, IPD1. Berhubung sediaan vaksin kombinasi DPT-Hib habis, vaksinasi Hib ditunda minggu depan. Alhamdulillah Faiz tidak rewel ataupun demam setelah vaksinasi DPaT, berhubung dahulu mas Fatih meski disuntik DPaT(DPT yang avirulen sehingga tidak menyebabkan demam) tetap saja demam, walaupun demamnya tidak setinggi klo disuntik jenis DPT biasa.

Berikut ini saya tampilkan pedoman kenaikan berat badan dan tinggi badan balita, untuk memonitor pertumbuhan balita kita. Moga berguna :)

Tabel berat badan dan tinggi badan berdasarkan kurva

WHD 2005

UMUR      BERAT BADAN     TINGGI BADAN    LINGKAR KEPALA

1 bulan  3,3 - 6,0   kg        51,0 - 57,5 cm        34,5 - 39,0 cm

2 bulan  4,3 - 7,2   kg        54,5 - 62,5 cm        36,0 - 41,0 cm

3 bulan  5,1 - 8,0   kg        57,5 - 65,0 cm        37,0 - 43,0 cm

4 bulan  5,7 - 8,6   kg        60,0 - 68,0 cm        38,5 - 44,0 cm

5 bulan  6,0 - 9,2   kg        62,0 - 70,0 cm       40,0 - 45,0 cm

6 bulan  6,4 - 9,7   kg         63,5 - 72,5 cm       40,5 - 46,0 cm

7 bulan  6,8 - 10,2 kg        65,0 - 73,5 cm        41,0 - 47,0 cm

8 bulan  7,0 - 10,6 kg        66,5 - 75,0 cm       42,0 - 48,0 cm

9 bulan  7,2 - 10,6 kg        68,0 - 76,0 cm        42,5 - 48,5 cm

10 bulan7,4 - 11,3 kg        69,0 - 78,0 cm        43,0 - 49,0 cm

11 bulan 7,6 - 11,6 kg        70,0 - 79,0 cm        43,5 - 49,5 cm

12 bulan 7,8 - 11,8 kg        71,0 - 80,5 cm       45,0 - 50,5 cm

15 bulan 8,4 - 12,7 kg        74,5 - 84,0 cm       45,0 - 50,5 cm

18 bulan 8,9 - 13,5 kg        77,3 - 87,5 cm        45,5 - 51,5 cm 

2 tahun  9,9 - 15,0 kg        81,5 - 93,0 cm       46,0 - 52,0 cm 

2,5 thn   10,7 - 16,7 kg       85,5 - 98,0 cm       47,0 - 52,5 cm

3 tahun 11,4 - 18,0 kg     89,0 - 103,0 cm      48,0 - 53,0 cm

3,5 thn 12,2 - 19,5 kg     97,5 - 107,0 cm       48,0 - 53,0 cm

4 tahun 2,9 - 20,9 kg     95,5 - 111,0 cm       48,0 - 53,0 cm

4,5 thn 13,6 - 22,3 kg     98,0 -114,0 cm        48,5 - 53,0 cm

5 tahun 4,3 - 23,8 kg      101 - 119,0 cm        48,5 - 53,5 cm