Tuesday, May 12, 2009

Ibu Bekerja - ASI EKSKLUSIF 6 bulan - siapa takut !

          Beberapa hari mendatang, cuti hamilku dah kelar, dan aku akan kembali masuk kerja. Kondisi ini tentu bikin aku sedih, harus meninggalkan bayiku yang baru berusia 3 bulan kurang. Alhamdulillah...di tempat aku bekerja, diberikan kemudahan bagi ibu menyusui, dapat keringanan pulang lebih awal sekitar pukul 12.00 hingga usia anak 8 bulan...Rencana ke depan, aku akan kasih ASI eksklusif buat Faiz, bayiku. Rasa was-was sempat terlintas, apa bisa ibu bekerja alias ibu karier tetap sukses memberikan ASI eksklusif? Dan dengan bismillah,...kutekadkan, ...insyaallah AKU BISA...karena ASI adalah hadiah terbaikku untuk anakku :)

          Di tempat aku bekerja, yang notabene pemberi layanan kesehatan, masih sangat jarang yang mau memberikan ASI eksklusif 6 bulan bagi anaknya. Sangat disayangkan, padahal ASI eksklusif adalah hadiah terbaik seorang ibu untuk anaknya, yang akan memberikan berbagai manfaat yang besar di kemudian hari. Apa sih kendalanya???? Banyak orang yang sebenarnya tahu akan penting dan manfaat ASI, tapi kadang susah untuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan buat anaknya, terutama pada ibu bekerja. Memang, masalah ibu bekerja kadang jadi alasan tidak memberikan ASI eksklusif pada sang buah hati. Padahal, ada banyak hal dan cara sehingga seorang ibu, meski bekerja sangat sibuk sekalipun, tetap bisa memberikan yang terbaik bagi bayinya. Kendala utama malasnya ibu karier memberikan ASI eksklusif sebenarnya hanyalah pada masalah kemauan dan pengetahuan. Kalau tahu caranya, gampang kok...

          Bagaimana sih caranya?....ASI itu bisa disimpan. Jadi, meski harus bekerja, seorang ibu tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada buah hatinya. Dengan memerah susu, ASI bisa ditempatkan pada wadah-wadah khusus yang sudah disterilkan, dan disimpan dalam lemari pendingin. ASI yang disimpan dapat diberikan ketika bunda sedang di tempat kerja, sedangkan saat di rumah,baik siang atau malam hari, kita maksimalkan menyusui langsung pada buah hati kita :) Jika sudah berada di tempat kerja, jangan lupa perah ASI di setiap 3-4 jam sekali secara teratur agar produksi ASI tetap terjaga.

Berikut ringkasan cara sukses menyusui pada ibu bekerja dengan ASI peras (ASIP) :

1. Memeras ASI

  • Siapkan cangkir yang bersih, bisa disterilkan dengan direndam dalam air mendidih/pake alat sterilisasi botol yang sudah banyak dijual, atau dengan cara sederhana : cuci cangkir dengan air sabun dan keringkan dengan tisu atau lap yang bersih. Lantas, hangatkan dengan air panas dalamnya.
  • Cuci tangan dengan bersih. Pegangi cangkir dengan satu tangan untuk menampung air susu ibu peras (ASIP), sedangkan satu tangan lain digunakan untuk memeras ASI.
  • Condongkan badan ke depan dan letakkan ibu jari di sekitar areola di atas puting dan jari telunjuk pada areola bawah puting. Jangan memencet puting, akan bikin sakit atau lecet.
  • Lakukan pijatan halus dengan ibu jari dan telunjuk ke dalam menuju dinding dada. Tekan ibu jari dan jari telunjuk sedikit ke arah dada, tetapi jangan terlalu kuat agar tidak menyumbat aliran susu. Lantas tekan sampai teraba pada tempat tampungan ASI di bawah areola. Lakukan prosedur tekan dan lepas, tekan dan lepas. Kalau terasa sakit, berarti tekniknya salah. Apabila pada mulanya ASI tidak keluar, jangan berhenti, setelah beberapa kali maka ASI akan keluar.
  • Peras ASI selama 3-5 menit sampai ASI berkurang pada satu payudara, lalu pindah ke payudara satu lagi, demikian terus bergantian, sehingga saat kita memerah pada satu sisi, ASI pd payudara sisi lainnya akan mengisi. Memeras ASI perlu waktu sekitar 20-30 menit

2. Menyimpan ASI peras

  • Simpanlah ASI dalam wadah atau botol steril. Ada baiknya jika botol yang digunakan dari kaca dan ditutup rapat. Jangan campur ASI yang diperas sekarang dengan ASI yang diperas sebelumnya. Untuk itu, berilah botol dengan label kapan ASI diperas (tanggal dan jam) dan berikan ASI yang diperas lebih dahulu pada sang anak. 
  • Ketahanan ASI peras dalam penyimpanan dengan syarat, semua suhu penyimpanan harus stabil :

      - suhu kamar (suhu 19-25 0C) bertahan 6–8 jam         

      - lemari pendingin (suhu 4 oC) bertahan 24-48 jam

      - lemari pembeku (suhu -4 oC) bertahan 2 mingguan lebih

      - deep freezer (suhu -18 oC), bertahan empat bulanan.

  • Untuk mempertahankan aktivitas antioksidan ASI, waktu penyimpanan harus dibatasi sampai 48 jam. ASI yang ditaruh di dalam lemari pendingin lebih baik daripada disimpan di dalam lemari pembeku.

3. Menyajikan ASI peras

  • Untuk memberikan ASI beku untuk anak, pindahkan dulu ASI ke lemari pendingin agar mencair. Kemudian diambil seperlunya (sesuai dengan jumlah kebutuhan bayi sekali minum) untuk dihangatkan kalau mau diberi kepada bayi. ASI tidak boleh dimasak atau dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam cangkir dalam air hangat atau bisa menggunakan 'warmer bottle' yang banyak dijual. Apabila ASI yang telah dihangatkan tidak habis diminum oleh bayi, maka ASI tersebut harus dibuang. 
  • Saat memberikan ASI pada anak, akan lebih baik jika menggunakan cangkir atau sendok, bukan dot. Hal ini dimaksudkan agar saat ibu menyusui langsung, bayi tidak menolak menyusu. Jika memberikan ASI dalam cangkir, pastikan berikan dengan perlahan dan biarkan sang anak berusaha sendiri mengisap air susu itu. 

           Oke dah tahu caranya, gimana makin yakin buat memberikan ASI eksklusif ? Tentu saja iya,... modal kita adalah keyakinan dan kemauan yang keras, jangan pantang menyerah ya, ASI adalah hadiah terbaik kita buat buah hati kita....:)

Saturday, May 2, 2009

Vaksin IPD masih mahal.......:)

Sudah agak lama aku mengetahui info vaksin IPD, sejak anak pertamaku berumur 9 bulanan, pada waktu itu aku baca di tabloid nakita, namun saat itu aku belum tertarik karena masih banyak pro dan kontranya, hanya sekedar wacana vaksin yang dianjurkan, apalagi saat itu harganya relatif mahal juga.

Sekarang anak keduaku dah berumur 2 bulan, aku jadi melek mata, setelah banyak cari info, ternyata vaksin IPD sangat penting, meski harganya masih relatif mahal antara 600-800 ribu ( di luar jawa nih ya :) ).

Apa itu IPD

IPD (Invasive Pneumococcal Disease) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus (Streptococcus pneumoniae) yang invasif cepat masuk ke sirkulasi darah dan bersifat merusak (berbahaya) sebagai penyebab penyakit radang paru-paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi darah (bakterimia). Yang paling fatal bila bakteri pneumokokus menyerang otak. Pada kasus-kasus meningitis seperti ini, kematian akan menyerang 17% penderita hanya dalam kurun waktu 48 jam setelah terserang. Kalaupun dinyatakan sembuh umumnya meninggalkan kecacatan permanen.

WHO menghitung pada tahun 2006, sekitar 700.000-1.000.000 anak meninggal tiap tahunnya karena pneumokokus. WHO juga meneliti pneumokokus menjadi penyakit yang bisa di cegah dengan imunisasi tapi menyebabkan kematian terbanyak terutama di negara berkembang, dengan bayi baru lahir hingga bocah usia 2 tahun berisiko tinggi terkena IPD. Di Indonesia, ada 6 juta anak meninggal karena penyakit IPD setiap tahunnya. Sementara berdasarkan survei Departemen Kesehatan 2001, pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia, dengan persentase 23%.

IPD sebenarnya dapat diobati dengan cara pemberian antibiotika dosis tinggi, tetapi saat ini banyak bakteri S.pneumoniae yang sudah kebal terhadap beberapa antibiotika misalnya penisilin, sehingga semakin mempersulit pengobatannya. Itulah sebabnya, pencegahan lebih diperlukan daripada pengobatan. Vaksinasi dipercaya sebagai langkah protektif terbaik mengingat saat ini resistensi kuman pneumokokus terhadap antibiotik semakin meningkat. Berikan vaksin pneumokokus pada bayi dan balita. Inilah satu-satunya cara pencegahan IPD yang efektif. Dengan vaksin, penyakit IPD bisa dicegah hingga maksimal yaitu hingga 97 persen pada bayi yang telah menerima vaksinasi penuh (4 dosis) dan 89 persen efektif dalam mencegah semua kasus IPD pada anak yang telah mendapat satu kali atau lebih dosis vaksinasi.

Jenis Vaksin

  • Prevenar atau PCV 7 (diseluruh dunia sama mereknya) berisi 7 serotype (4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F and 23F). Bisa diberikan pada bayi sejak usia 2 bulan. Harganya relatif mahal (sekitar 600-800 ribu) 
  • Pneumo 23 berisi 23 serotype:
    1, 2, 3, 6B, 7F, 8, 9N, 9V, 10A, 11A, 12F, 14, 15B, 17F, 18C, 19A, 19F, 20, 22F ,23F, 33F, diberikan pada anak berusia lebih dari 2 tahun. Harganya lebih murah.

Jadwal Pemberian

Berdasarkan rekomendasi IDAI tahun 2006, vaksin IPD termasuk dalam salah satu jadwal rekomendasi vaksinasi dan dapat diberikan bersama-sama dengan vaksin lain seperti DPT, Hepatitis B, HIB, Polio, dan MMR. Sejak 2006, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah mengeluarkan izin edar untuk vaksin pneumokokus di Indonesia. Jadwal pemberiannya dikategorikan sebagai berikut:

  • Bayi umur <6> : diberikan 4 kali yaitu 3 kali suntikan dasar umur 2 , 4, 6 bulan (selang 2 bulan) dan 1 kali ulangan/booster di umur 12 - 15 bulan
  • Bayi umur 6-12 bulan : diberikan 3 kali yaitu 2 kali suntikan dasar dengan tenggang waktu selang 4 minggu antar suntikan dan 1 kali ulangan di umur 12 - 15 bulan
  • Anak umur 1-2 tahun : diberikan 2 kali suntikan dasar dengan tenggang 2 bulan dan tanpa suntikan ulangan
  • Anak umur >2 tahun : diberikan 1 kali suntikan dasar tanpa ulangan/booster

Efek Samping Pemberian

Reaksi umum dari vaksin ini sama seperti semua jenis vaksin. Menurut labelnya, efek samping yang sering terjadi pada pemberian prevenar pada saluran pencernaan adalah diare dan muntah. Sedangkan reaksi terhadap vaksin yang terbanyak dilaporkan adalah demam ringan  ringan < 38 derajat Celcius, rewel, mengantuk (drowsy), dan beberapa reaksi ringan lainnya yang biasa ditemui pada pemberian berbagai jenis vaksin. Bila ada riwayat reaksi alergi terhadap imunisasi Dipteria (DPT), maka tidak diberikan imunisasi IPD jenis Prevenar (kontraindikasi), karena dalam Prevenar ada kandungan varian dari Diphteria toxin (sebagai protein-carrier).

Pro Kontra

Di Amerika, sejak tahun 2000 sudah disuntikan wajib dan laporan ilmiah tahun 2001 telah 23 juta dosis diberikan dengan efek samping yang tidak jauh lebih banyak dari efek samping imunisasi rutin saat itu. Sampai sekarang telah direkomendasikan di Australia, Korea, Philipina, Spanyol, Malaysia, Singapore dan Canada. Dan pertanyaannya adalah 'Apakah benar-benar diperlukan di Indonesia?

Sebenarnya masih ada pertanyaan apakah serotype yang digunakan pada Prevenar sesuai dengan serotype di Indonesia. Karena itu baru akan dilakukan penelitian. Kalau misalnya lebih spesifik dan lebih sedikit jumlahnya, mungkin bisa diproduksi dengan harga lebih murah. Pemilihan 7 serotype pada vaksin prevenar ini didasarkan pada pemberian di Malaysia, Singapura, Philiphina dan Australia yang dianggap berdekatan dan memiliki ciri geografis seperti Indonesia. Maka perlu digalakkan penelitian untuk memastikan jenis serotype-nya sehingga dapat dinilai efektif tidakkah pemberian vaksin prevenar di Indonesia.

Friday, May 1, 2009

Ayo timbang balita kita tiap bulan....

          Tak terasa Faiz dah menginjak usia 2 bulan padahal terasa baru kemaren dia lahir :). Terlahir dengan berat badan yang cukup besar dengan proses kelahiran secara normal, yaitu BB 4,01 kg dan Pb 51 cm, Faiz tampak lebih dewasa, lebih cool :) dibanding bayi seumur dia, bahkan sempat orang-orang mengira Faiz dah berumur 4-5 bulanan, padahal umurnya 2 bulan saja belum :).

          Pertumbuhan Faiz terasa lebih cepat matang, saat menggendong dia pun lebih berani beraksi tanpa harus berhati-hati dan was was dengan tengkuknya. Faiz dah mulai pandai mengangkat kepalanya sejak umur 1 bulan. Selain itu Faiz mulai berespon senyuman dan ocehan sejak umur 1,5 bulan. Pokoknya senang deh.

          Saat berumur 1 minggu, berat badan Faiz 4,5 kg, dia mendapat suntikan vaksin BCG di lengan kanannya dan vaksin polio. Menginjak umur 1 bulan, berat badannya sekitar 5,4 kg, naik 1,4 kg dari berat lahir, dan bertambah panjang menjadi 56 cm. Di umur 1 bulan mendapat vaksinasi Hepatitis B1 (di saat kelahirannya mendapat Hepatitis B0).

          Menginjak umur 2 bulan, berat badannya naik 1kg menjadi 6,4 kg dan panjang 61 cm. Jadwal imunisasi umur 2 bulan DPT1, Hib1, polio2, IPD1. Berhubung sediaan vaksin kombinasi DPT-Hib habis, vaksinasi Hib ditunda minggu depan. Alhamdulillah Faiz tidak rewel ataupun demam setelah vaksinasi DPaT, berhubung dahulu mas Fatih meski disuntik DPaT(DPT yang avirulen sehingga tidak menyebabkan demam) tetap saja demam, walaupun demamnya tidak setinggi klo disuntik jenis DPT biasa.

Berikut ini saya tampilkan pedoman kenaikan berat badan dan tinggi badan balita, untuk memonitor pertumbuhan balita kita. Moga berguna :)

Tabel berat badan dan tinggi badan berdasarkan kurva

WHD 2005

UMUR      BERAT BADAN     TINGGI BADAN    LINGKAR KEPALA

1 bulan  3,3 - 6,0   kg        51,0 - 57,5 cm        34,5 - 39,0 cm

2 bulan  4,3 - 7,2   kg        54,5 - 62,5 cm        36,0 - 41,0 cm

3 bulan  5,1 - 8,0   kg        57,5 - 65,0 cm        37,0 - 43,0 cm

4 bulan  5,7 - 8,6   kg        60,0 - 68,0 cm        38,5 - 44,0 cm

5 bulan  6,0 - 9,2   kg        62,0 - 70,0 cm       40,0 - 45,0 cm

6 bulan  6,4 - 9,7   kg         63,5 - 72,5 cm       40,5 - 46,0 cm

7 bulan  6,8 - 10,2 kg        65,0 - 73,5 cm        41,0 - 47,0 cm

8 bulan  7,0 - 10,6 kg        66,5 - 75,0 cm       42,0 - 48,0 cm

9 bulan  7,2 - 10,6 kg        68,0 - 76,0 cm        42,5 - 48,5 cm

10 bulan7,4 - 11,3 kg        69,0 - 78,0 cm        43,0 - 49,0 cm

11 bulan 7,6 - 11,6 kg        70,0 - 79,0 cm        43,5 - 49,5 cm

12 bulan 7,8 - 11,8 kg        71,0 - 80,5 cm       45,0 - 50,5 cm

15 bulan 8,4 - 12,7 kg        74,5 - 84,0 cm       45,0 - 50,5 cm

18 bulan 8,9 - 13,5 kg        77,3 - 87,5 cm        45,5 - 51,5 cm 

2 tahun  9,9 - 15,0 kg        81,5 - 93,0 cm       46,0 - 52,0 cm 

2,5 thn   10,7 - 16,7 kg       85,5 - 98,0 cm       47,0 - 52,5 cm

3 tahun 11,4 - 18,0 kg     89,0 - 103,0 cm      48,0 - 53,0 cm

3,5 thn 12,2 - 19,5 kg     97,5 - 107,0 cm       48,0 - 53,0 cm

4 tahun 2,9 - 20,9 kg     95,5 - 111,0 cm       48,0 - 53,0 cm

4,5 thn 13,6 - 22,3 kg     98,0 -114,0 cm        48,5 - 53,0 cm

5 tahun 4,3 - 23,8 kg      101 - 119,0 cm        48,5 - 53,5 cm

Wednesday, April 29, 2009

FLU BABI Hadapi dengan Tenang dan Waspada

Setelah heboh flu burung dan flu singapore di Indonesia, kini dunia dihebohkan dengan merebaknya virus influenza tipe A kembali, yaitu Flu babi (swine flu). Ratusan orang di Meksiko tewas serta ribuan lainnya terinveksi virus flu babi. Lebih dari 150 orang juga tewas akibat penyakit yang sama dan angka ini diduga akan semakin bertambah.Selain itu kasus flu babi telah menyebar dan dilaporkan telah terjangkit di 10 negara seperti Austria, Kanada, Jerman, Israel, Selandia baru, Spanyol, Inggris, dan Jerman, selain di Meksiko dan Amerika Serikat Penggunaan istilah flu babi adalah keliru. Sebab virus strain baru ini memiliki gabungan komponen virus flu burung, manusia dan babi. Dan sejauh ini virus tersebut tidak ditemukan pada hewan babi. Berdasarkan hasil inspeksi di peternakan-peternakan babi yang dilakukan di Meksiko dan AS, sejauh ini hasilnya nihil, tak ada babi yang mengidap flu dan tidak ditemukan tanda-tanda virus tersebut pada hewan babi.

Penyebab
Flu babi disebabkan oleh virus Influenza tipe A subtipe H1N1, sehingga flu babi juga dinamakan flu H1N1 2009. Berbeda dengan virus influenza tipe A subtipe H5N1 penyebab flu burung, virus ini cepat menyebar, tetapi keganasannya rendah. Dari sekitar 1.500 kasus di seluruh dunia, baru 150 berakhir dengan kematian. Sebaliknya H5N1 lambat menyebar. Namun, keganasannya amat tinggi. Angka kematian flu babi hanya 6 persen. Bila ada 100 orang menderita hanya 6 orang yang meninggal. Sebaliknya H5N1 bila ada 100 orang menderita di Indonesia maka 80 persennya akan meninggal. Virus H1N1/flu babi tipe Meksiko dalam tempo kurang dari sebulan sudah menjangkiti ribuan orang. Sementara dalam tiga tahun, kasus H5N1/flu burung hanya tercatat sekitar 300 kasus di seluruh dunia. 

Potensi berkembang di Indonesia
Berdasarkan riset Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, virus H1N1 tipe Meksiko diduga kuat gabungan flu unggas, flu babi, dan flu manusia. Virus kemungkinan berubah di tubuh babi, virus yang berubah di tubuh babi lebih mungkin menular ke manusia. Pasalnya, manusia dan babi sama-sama mamalia yang cenderung memiliki kesamaan. Sebaliknya, flu unggas tidak bisa langsung ke manusia tetapi harus ada perantara mamalia lain dan itu kemungkinan besar babi. Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa adaptasi yang jika terjadi dampaknya tidak terlalu berbahaya karena tidak ada perubahan struktur virus, sedangkan pola kedua berupa penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia. Pola kedua ini sementara sebagai dugaan terkuat penyebab flu babi tipe Meksiko. Jika hal itu terjadi, tidak tertutup kemungkinan flu babi bisa berkembang di Indonesia. Salah satu pendukungnya adalah banyaknya peternakan ayam dan babi yang berdekatan. 

Gejala
Gejala flu babi mirip dengan gejala flu pada umumnya yang sering diistilahkan dengan Influenza Like Ilness (ILI) yaitu demam > 380C, batuk, pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, nyeri otot, dimana gejala flu ini segera diikuti dengan gejala napas cepat atau sesak napas, dan mungkin disertai mual, muntah dan diare. 

Penularan
Cara penularannya melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita (penularan antar manusia) dengan masa inkubasinya 3 sampai 5 hari. Akibat adanya penularan antar manusia inilah maka WHO telah menaikkan level acaman pandemi ke level fase 5 yang merupakan signal kuat bahwa pandemi sudah mengancam.
Manusia tidak bisa tertular virus H1N1 dengan memakan daging babi, karena sejauh ini virus tersebut tidak ditemukan pada hewan babi. 

Tingkatan Fase Pandemi
  • Fase 1 ; kasus terbatas pada hewan dengan resiko rendah penularan pada manusia
  • Fase2 ; kasus virus pada hewan dengan resiko penularan tinggi pada manusia
    Fase 3 ; kasus sporadik atau kluster kecil, penularan antar manusia terbatas (misalnya pada kontak amat erat), tidak ada penularan berkepanjangan di masyarakat, tidak jelas apakah akan terjadi pandemi.  
  • Fase 4 ; penularan antar manusia jelas telah ada, telah terjadi KLB di masyarakat (community-level outbreaks). Kemungkinan penularan berkelanjutan menjadi meningkat dan risiko terjadinya pandemi juga makin meningkat secara bermakna
  • Fase 5 ; ditandai dengan penularan antar manusia yang menyebar pada setidaknya 2 negara di dalam satu region WHO. Fase 5 adalah signal kuat bahwa pandemi sudah mengancam dan merupakan waktu untuk menyempurnakan organisasi dan komunikasi dan mengimplementasikan rencana mitigasi yang ada
  • Fase 6 ; adalah fase pandemi, di mana sudah terjadi KLB di setidaknya satu negara lain di luar region WHO yang tadi sudah terkena di fase 5. Pendeklarasian fase 6 mengartikan bahwa pandemi sedang berjalan

Pencegahan dan Kewaspadaan

  • Menjaga perilaku hidup bersih dan sehat seperti menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, tidak meludah di sembarang tempat dan mencuci tangan setelah kontak dengan binatang
  • Segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu. 
  • Gunakan masker bagi penderita flu (bukan sebaliknya orang sehat yang menggunakan masker) agar penderita flu tidak menularkan kepada orang lain
  • Dianjurkan tidak melakukan ciuman, yakni mencium anak, teman atau anggota keluarganya bila sedang terkena flu.
  • Bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan ke negara terjangkit flu babi, disarankan memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat
  • Diminta peternak harus memperhatikan sanitasi di kandang babi seperti membersihkan kandang tiga kali sehari, sisa hasil pemotongan babi tidak boleh dialirkan sembarangan dan memberikan vaksin anti penyakit kepada peliharaannya
  • Segera melapor jika ada ternak babi mulai menunjukkan tanda-tanda sakit seperti nafsu makan turun, deman, radang hidung dan radang selaput mata. Kalau ada indikasi klinis babi terserang flu harus dilakukan isolasi sambil menunggu hasil laboratorium
  • Pekerja kandang peternakan babi harus memakai masker dan penutup mata. Setelah keluar dari kandang babi, peternak harus melepaskan sepatu dan pakaian
  • Rumah pemotongan hewan harus memotong babi yang benar-benar sehat (harus ada surat keterangan sehat jika ingin babi dipotong dan dipasarkan), sisa potongan babi harus dibuang ke septic tank khusus
  • Memasak daging babi hingga matang minimal sudah dipanaskan lebih dari 70 derajat celcius selama 3 menit karena virus sudah mati dalam suhu tersebut

Wednesday, April 22, 2009

Bayiku dah mulai ' ngoceh '



www.flickr.com






          Tak terasa bayiku Faiz dah berumur 1,5 bulan. Sebulan di rumah selama cuti melahirkan kadang terasa bosan jg, karena aku ibu yang bekerja di luar rumah, tak tahan tanpa banyak aktivitas. Selama bulan pertama terasa sepi, karena bayi kita tentu hanya bisa 'nenen, nangis, tidur, pipis, dan eek. Diajak ngobrol tentu belum merespon, diajak senyum pun tak berbalas. Hari-hari pun berlalu.

          Kejenuhanku mulai pudar, saat suatu hari di pagi hari, si kecil teriak2 ngoceh sendiri. rupanya dia pingin diajak ngobrol. Tatkala kuajak bicara dan senyum, dia balas senyum dan mengoceh ntah berantah. Saat gitu umur si kecil baru 1,5 bulan. Aku agak terkejut melihatnya, karena perkembangan si kecil Faiz memang cukup berbeda dengan kakaknya Fatih. Dahulu kakaknya mulai ngoceh saat umur 3 bulan. Dan sekarang Faiz relatif cepat, apa karena badannya yang besar ya...he.he.he. Pokoknya si Faiz jadi tambah lucu dan menggemaskan. 

Tahap Perkembangan Bayi dan Balita berdasarkan Denver II

(Frankenburg & Doods, 1992) 

Umur                Gerakan Kasar              

1 bulan                tangan dan kaki bergerak aktif                     

2 bulan                mengangkat kepala ketika tengkurap               

3 bulan                kepala tegak ketika didudukkan               

4 bulan                tengkurap & telentang sendiri

6 bulan                duduk tanpa berpegangan

8 bulan                berdiri berpegangan

12 bulan              berdiri tanpa berpegangan                        

15 bulan              berjalan                                 

18 bulan              lari, naik tangga                   

2 tahun               menendang bola                 

2,5 tahun            melompat                   

3,5 tahun            berdiri satu kaki

Umur                   Gerakan Halus              

1 bulan                kepala menoleh sedikit ke kanan/kiri

2 bulan                kepala menoleh ke kanan/kiri                      

4 bulan                memegang mainan                         

5 bulan                meraih, menggapai

7 bulan                mengambil mainan dgn tangan ka/ki

9 bulan                menjimpit                       

10 bulan              memukulkan mainan dgn kedua tangan

12 bulan              memasukkan mainan ke cangkir                   

15 bulan              mencoret-coret                 

2 tahun                menumpuk 2-4 mainan                   

3 tahun                menggambar garis tegak

4 tahun                menggambar lingkaran

4,5 tahun             menggambar tanda tambah

                          menggambar manusia (kepala, badan, kaki)

Umur                   Komunikasi/Berbicara              

1 bulan                bereaksi terhadap bunyi lonceng                     

2 bulan                bersuara               

3 bulan                tertawa/berteriak               

5 bulan                menoleh ke suara                         

8 bulan                bersuara ma, ma, ma

11 bulan              memanggil mama, papa

15 bulan              berbicara 2 kata                        

18 bulan              berbicara beberapa kata

2 tahun                menunjuk gambar                 

2,5 tahun             menunjuk bagian tubuh

3 tahun                menyebutkan warna benda                  

3,5 tahun             menunjukkan penggunaan benda

5 tahun                menghitung mainan

Umur                   Sosial dan Kemandirian              

1 bulan                menatap wajah ibu/pengasuh                     

2 bulan                tersenyum spontan               

3 bulan                memandang tangannya               

5 bulan                meraih mainan                         

6 bulan                memasukkan biskuit ke mulut

9 bulan                melambaikan tangan

10 bulan              bertepuk tangan                        

11 bulan              menunjuk dan meminta

12 bulan              bermain dengan orang lain

15 bulan              meminum dari gelas

18 bulan              memakai sendok menyuapi boneka

2 tahun                melepas&memakai pakaian, menyikat gigi

2,5 tahun             mencuci tangan&mengeringkan

3 tahun                menyebutkan nama teman                  

3,5 tahun             memakai baju kaos

4 tahun                memakai baju tanpa dibantu

4,5 tahun             bermain kartu, menyikat gigi tanpa dibantu

5 tahun                mengambil makan sendiri                

Monday, April 20, 2009

Bayiku ' KUNING ' ....

          Setelah melahirkan beberapa jam, bayiku dirawat gabung denganku. Di awal kelahiran, ASI ku memang agak sedikit, yang keluar baru cairan bening kuning kolustrum saja berlanjut hingga hari kedua. Karena mungkin haus kurang minum, bayiku rewel, kencingnya pun sedikit. Menjelang akan pulang di hari ke-2, hasil pemeriksaan bilirubin bayiku 10,8 mg/dL dan dinyatakan ada gejala kuning. Akhirnya deh, terpaksa rawat inap kembali buat perawatan terapi bayiku.

          Pemeriksaan gejala kuning di rumah adalah dengan membawa bayi ke dalam ruangan yang memiliki penerangan yang jelas atau dengan lampu fluorescent. Bila kulit bayi tergolong putih, tekanlah jari anda secara perlahan-perlahan ke bagian dahi, dada, telapak tangan dan telapak kaki. Kemudian angkat tangan anda dan perhatikan adakah semburat warna kuning pada bagian tubuh bayi yang ditekan tadi. Bila kulit bayi tergolong hitam, paling jelas bisa diteliti pada gusi atau bagian putih di area mata. Selain itu pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk mengukur kadar bilirubin secara pasti. Bayi akan diambil darahnya sedikit, biasanya di ujung jari kaki, kemudian diteliti dan diperiksa di laboratorium.

Kadar bilirubin darah normal adalah 12,5 mg/dL pada bayi cukup bulan atau 10 mg/dL pada bayi kurang bulan.

          Kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang wajar (ikterus fisiologis). Hal ini disebabkan oleh fungsi hati yang belum sempurna. Warna kuning yang terlihat oleh kita disebabkan oleh pigmen hijau kekuningan di dalam darah yang disebut bilirubin. Bilirubin ini merupakan hasil pemecahan dari sel darah merah. Hati berperan besar dalam mengolah bilirubin, sehingga bila fungsi hati belum sempurna, bilirubin di dalam darah tidak dapat disingkirkan. Semakin tinggi kadar bilirubin di dalam darah, semakin nyata pula ikterus yang terlihat. Kita bisa menduga berat ringannya ikterus secara sederhana. Ikterus yang ringan biasanya hanya terlihat pada daerah kepala. Sedikit lebih berat, akan terlihat di kepala dan dada. Bila warna kuning sudah terlihat di lengan dan paha, maka ikterus yang terjadi sudah berat. Dan, bila sudah mengenai tangan dan kaki, berarti kadar bilirubin di dalam darah bayi sudah sangat berbahaya. Tentu saja, penilaian ini bersifat kasar dan memerlukan pengalaman untuk dapat menilai secara lebih baik. . Penilaian ikterus fisiologis secara garis besar berdasar  :

  • kapan ikterus timbul ; normalnya >24 jam pertama 
  • kapan menghilang : normalnya hingga 14 hari
  • sampai bagian tubuh mana kuning terlihat, normalnya kuning tidak sampai telapak tangan /kaki

Ikterus fisiologis tidak berbahaya, penanganannya bayi dijemur setiap pagi antara jam 7 - 9 pagi selama 30 - satu jam dimana intensitas sinar ultravioletnya tidak terlalu tinggi dan tidak membahayakan, jangan sampai gosong ya...:). Tingkatkan frekuensi pemberian ASI atau banyak minum, minimal 8 - 12 kali sehari.

Sedangkan ikterus yg patologis/berat terjadi bila

  • kuning timbul pada hari pertama <24jam,
  • atau kuning berlangsung >14 hari,
  • atau kuning mencapai telapak tangan dan kaki,
  • atau tinja berwarna pucat.

Pada keadaan patologis, terjadi penumpukan bilirubin di otak yang berakibat kerusakan syaraf yang dapat menyebabkan kecacatan fatal. Penumpukan bilirubin di darah pada keadaan fisiologis sebenarnya dapat dikurangi dengan bayi banyak minum dan sering buang air kecil. Pada kasus ini kuning pada bayiku kemungkinan akibat kurang minum dan kencing yang sedikit.      

           Bayi yang dinyatakan kuning akan diberikan terapi sinar( blue light terapi) kurang lebih 100 jam. Atau sedikitnya 3X24 jam. Terapi ini bisa memecahkan bilurubin menjadi isomir terikat yang tidak berbahaya, mudah larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan dengan mudah. Kapan terapi diperlukan? Jangan bingung kalau jawabannya tidak seragam. Lain dokter bisa jadi lain patokannya. Begitu pula rumah sakit yang satu dengan lainnya. Ada dokter yang "melepas" bayi pulang padahal kadar zat kuningnya masih 13,5 mg/dl. Ada pula yang langsung menahan bayi di rumah sakit meski bilirubinnya baru 11 mg/dl untuk diterapi blue light . Semua ini tergantung pada sistem yang dianut masing masing dokter dan rumah sakit. Pengalaman dokter pun berperan besar dalam memastikan kapan si bayi harus diterapi dan kapan boleh pulang. Asal tahu saja, peningkatan bilirubin ke batas abnormal sering kali tidak terdeteksi. Itulah mengapa ada dokter yang sangat berhati-hati dan tidak memperkenankan bayi pulang jika hasil pemeriksaan bilirubinnya (masih) di atas 10 mg/dL. Alasannya, di atas angka tersebut kondisi bayi belum dapat dikatakan benar-benar aman.

Pada terapi sinar/fototerapi sinar yang digunakan berasal dari sejenis lampu neon dengan panjang gelombang tertentu. Lampu yang digunakan sekitar 12 buah dan disusun secara paralel. Di bagian bawah lampu ada sebuah kaca yang disebut flexy glass yang berfungsi meningkatkan energi sinar sehingga intensitasnya lebih efektif. Sinar yang muncul dari lampu tersebut kemudian diarahkan pada tubuh bayi. Bayi diletakkan 8 inci di bawah sinar lampu. Jarak ini dianggap jarak yang terbaik untuk mendapatkan energi yang optimal. Suhu bayi diukur secara berkala setiap 4-6 jam. Seluruh pakaiannya dilepas, kecuali mata dan alat kelamin harus ditutup dengan menggunakan kain kasa. Tujuannya untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari lampu-lampu tersebut. Seperti diketahui, pertumbuhan mata bayi belum sempurna sehingga dikhawatirkan akan merusak bagian retinanya. Begitu pula alat kelaminnya, agar kelak tak terjadi risiko terhadap organ reproduksi itu, seperti kemandulan. 

          Pada saat dilakukan fototerapi, posisi tubuh bayi akan diubah-ubah setiap 18 jam; telentang lalu telungkup agar penyinaran berlangsung merata. Dokter akan terus mengontrol apakah kadar bilirubinnya sudah kembali normal atau belum. Jika sudah turun dan berada di bawah ambang batas bahaya, maka terapi bisa dihentikan. Rata-rata dalam jangka waktu dua hari si bayi sudah boleh dibawa pulang. 

          Meski relatif efektif, tetaplah waspada terhadap dampak fototerapi. Ada kecenderungan bayi yang menjalani proses terapi sinar mengalami dehidrasi karena malas minum. Sementara, proses pemecahan bilirubin justru akan meningkatkan pengeluarkan cairan empedu ke organ usus. Alhasil, gerakan peristaltik usus meningkat dan menyebabkan diare. Memang tak semua bayi akan mengalaminya, hanya pada kasus tertentu saja. Yang pasti, untuk menghindari terjadinya dehidrasi dan diare, orang tua mesti tetap memberikan ASI pada si kecil.

NB : dikutib dari berbagai sumber

Saturday, April 18, 2009

Mukjizat sebuah ' kelahiran '

          Kabar yang menggembirakan ketika aku positif hamil kedua, saat mas Fatih menginjak umur 2 thn. Seperti kehamilan sebelumnya, di awal trimester diiringi gejala 'morning sickness'.Tetapi alhamdulillah di antara teman2 kerja yang hamil, kehamilanku lumayan tak bermasalah..dibilangnya..kecil-kecil cabe rawit :)

          Kehamilan kedua ini aku tinggal di Duri, karena gak ada dr.SpOG perempuan, dengan bismillah n pasrah aku jarang ANC (ante natal care) tiap bulannya, cuma pas klo mudik ke jogja biasanya USG rutin/ANC ma SpOG pas hamil fatih dl. Saat 7 bln, ANC di jogja ma Spog nya dah dibilang janin dah terlalu besar TBJ kira2 1580 gram.Saat itu aku diit kurangi konsumsi gula, n gak minum susu.Kehamilan 8 bln ANC ma SpOG medical di Duri, tanpa USG tak ada 'warning' apapun, TBJ biasa sj. Kehamilan 39 mg ANC di medical dg hasil USG 3280 gram dibilangnya masih kecil. Kehamilan 40 mg pas 4 hari sebelum hari lahir (kelahiran mundur 3 hari dr HPL) ANC di medical tanpa USG, perkiraan TBJ dg tinggi fundus uteri kira-kira 3,3-3,5 kg.

          Hari demi hari menunggu tanda2 kelahiran tak kunjung datang, meski dah lewat dari perkiraan. Hari Sabtu pagi jam 01.30 perut mulai mules2 tiap 10 menit, kadang teratur kadang hilang. lendir darah pun dah muncul pagi hari jam 06.00, tapi tak ada kemajuan kontraksi, kadang muncul teratur 10 menit, kadang hilang. Kuputuskan tetap masuk kerja saat itu, klo dibawa kerja kan rasa sakit mules gak terasa.Sambil kerja pun kadang2 nahan kontraksi, hari itu pasien lumayan rame jg. Menjelang tutup pendaftaran pasien hari itu, kontraksi makin sakit sj ampe keringatan dingin, akhirnya aku minta ijin pulang sj. Di rumah pun kontraksi hilang timbul gak maju2, malah aku masih sempat kerja bersih2 rumah gara2 berhentiin pembantu yang oon kali :). Pukul 14.00 kuputuskan ke medical sj.

          Pemeriksaan PD (pemeriksaan dalam / VT-vaginal toucher) dilakukan jam 16.00 ternyata baru pembukaan 3. Akhirnya aku diminta rawat inap sj ma monitor. Habis di lakukan PD sepertinya kontraksi makin maju sj.Pukul 17.10 kontraksi tiap 5 menit, pemeriksaan PD pembukaan 6. Pukul 17.45 kontraksi makin sakit tiap 2-3 menit sekali, pemeriksaan PD pembukaan 8. Eh sempat2nya si 'bidan' minta aku makan dulu biar dapat tenaga...oalah..nih orang aneh banget, mana bisa makan bukaan 8,...terpaksa ngotot biar segera dibawa ke ruang VK/DR.

Beberapa posisi saat kontraksi sebelum pembukaan lengkap ;

  • posisi telentang ; kontraksi tidak terlalu nyeri, kontraksi terasa relatif lebih lama. Lakukan posisi ini jika kelelahan dengan posisi lainnya
  • posisi miring ke kanan ; kontraksi terasa lebih nyeri, relatif cepat hilang. Menurutku ini posisi pas buat meningkatkan pembukaan scr normal, nyeri masih bisa ditahan.
  • posisi miring ke kiri ; posisi paling hot..kontraksi nyeri sekali, ampe menggigil menahan nyerinya.Cocok buat teman2 yang tahan banting

          Tiba di ruang VK/DR kontraksi makin kenceng, subhanallah...hampir tak tertahankan, alhamdulillah masih ada suami yang setia menemani. Persalinanku akan dipimpin seorang bidan.Ketika pecah ketuban, konsentrasiku buyar, panik, nyeri mendera beruntun.Karena ngotot biar cepat pembukaan lengkap aku coba posisi miring ke kiri. Terasa nyeri yang sangat, dan ini titik awal konsentrasiku buyar menghadapi persalinan. Semua jadi panik, tak setenang persalinan pertama dulu..Kuncinya adalah ketenangan, kepasrahan, konsentrasi...

           Alhamdulillah, sebuah Kebesaran Sang Pencipta, terlahir seorang hamba di dunia ini, pukul 18.10 (sebelum adzan maghrib) dg BB 4,01 kg, PB 51 cm, LD 34 cm, LK 34 cm..Kelahiran ini jauh dari perkiraan bayi besar(perkiraan sebelumnya 3,3-3,5 kg) melihat dari postur badanku kecil,  tinggi cuma 155cm. Saat itu sempat pula sang bidan panik saat kepala dah keluar, karena kepala besar, dan bahu agak susah buat keluar, terpaksa persalinan dibantu dengan mendorong perutku.

          Setelah lahir, anakku tak langsung nangis tampak biru, dan segera menangis setelah disedot lendir..Alhamdulillah. tak lupa dilakukan inisiasi dini, tapi sayangnya cuma sebentar. Ucapan puji dan syukurku kepada Allah swt, telah lahir putraku yang sehat, tanpa cacat, sempurna. Walaupun relatif besar dapat dilahirkan secara normal, tak bisa kuungkapkan rasa syukurku.

NB : Teruntuk suamiku tercinta, terima kasih telah menemaniku dalam suka dan duka, kekuatanku adalah genggaman tanganmu saat aku rapuh untuk menopangku tetap berdiri tegak.