Saturday, April 18, 2009

Mukjizat sebuah ' kelahiran '

          Kabar yang menggembirakan ketika aku positif hamil kedua, saat mas Fatih menginjak umur 2 thn. Seperti kehamilan sebelumnya, di awal trimester diiringi gejala 'morning sickness'.Tetapi alhamdulillah di antara teman2 kerja yang hamil, kehamilanku lumayan tak bermasalah..dibilangnya..kecil-kecil cabe rawit :)

          Kehamilan kedua ini aku tinggal di Duri, karena gak ada dr.SpOG perempuan, dengan bismillah n pasrah aku jarang ANC (ante natal care) tiap bulannya, cuma pas klo mudik ke jogja biasanya USG rutin/ANC ma SpOG pas hamil fatih dl. Saat 7 bln, ANC di jogja ma Spog nya dah dibilang janin dah terlalu besar TBJ kira2 1580 gram.Saat itu aku diit kurangi konsumsi gula, n gak minum susu.Kehamilan 8 bln ANC ma SpOG medical di Duri, tanpa USG tak ada 'warning' apapun, TBJ biasa sj. Kehamilan 39 mg ANC di medical dg hasil USG 3280 gram dibilangnya masih kecil. Kehamilan 40 mg pas 4 hari sebelum hari lahir (kelahiran mundur 3 hari dr HPL) ANC di medical tanpa USG, perkiraan TBJ dg tinggi fundus uteri kira-kira 3,3-3,5 kg.

          Hari demi hari menunggu tanda2 kelahiran tak kunjung datang, meski dah lewat dari perkiraan. Hari Sabtu pagi jam 01.30 perut mulai mules2 tiap 10 menit, kadang teratur kadang hilang. lendir darah pun dah muncul pagi hari jam 06.00, tapi tak ada kemajuan kontraksi, kadang muncul teratur 10 menit, kadang hilang. Kuputuskan tetap masuk kerja saat itu, klo dibawa kerja kan rasa sakit mules gak terasa.Sambil kerja pun kadang2 nahan kontraksi, hari itu pasien lumayan rame jg. Menjelang tutup pendaftaran pasien hari itu, kontraksi makin sakit sj ampe keringatan dingin, akhirnya aku minta ijin pulang sj. Di rumah pun kontraksi hilang timbul gak maju2, malah aku masih sempat kerja bersih2 rumah gara2 berhentiin pembantu yang oon kali :). Pukul 14.00 kuputuskan ke medical sj.

          Pemeriksaan PD (pemeriksaan dalam / VT-vaginal toucher) dilakukan jam 16.00 ternyata baru pembukaan 3. Akhirnya aku diminta rawat inap sj ma monitor. Habis di lakukan PD sepertinya kontraksi makin maju sj.Pukul 17.10 kontraksi tiap 5 menit, pemeriksaan PD pembukaan 6. Pukul 17.45 kontraksi makin sakit tiap 2-3 menit sekali, pemeriksaan PD pembukaan 8. Eh sempat2nya si 'bidan' minta aku makan dulu biar dapat tenaga...oalah..nih orang aneh banget, mana bisa makan bukaan 8,...terpaksa ngotot biar segera dibawa ke ruang VK/DR.

Beberapa posisi saat kontraksi sebelum pembukaan lengkap ;

  • posisi telentang ; kontraksi tidak terlalu nyeri, kontraksi terasa relatif lebih lama. Lakukan posisi ini jika kelelahan dengan posisi lainnya
  • posisi miring ke kanan ; kontraksi terasa lebih nyeri, relatif cepat hilang. Menurutku ini posisi pas buat meningkatkan pembukaan scr normal, nyeri masih bisa ditahan.
  • posisi miring ke kiri ; posisi paling hot..kontraksi nyeri sekali, ampe menggigil menahan nyerinya.Cocok buat teman2 yang tahan banting

          Tiba di ruang VK/DR kontraksi makin kenceng, subhanallah...hampir tak tertahankan, alhamdulillah masih ada suami yang setia menemani. Persalinanku akan dipimpin seorang bidan.Ketika pecah ketuban, konsentrasiku buyar, panik, nyeri mendera beruntun.Karena ngotot biar cepat pembukaan lengkap aku coba posisi miring ke kiri. Terasa nyeri yang sangat, dan ini titik awal konsentrasiku buyar menghadapi persalinan. Semua jadi panik, tak setenang persalinan pertama dulu..Kuncinya adalah ketenangan, kepasrahan, konsentrasi...

           Alhamdulillah, sebuah Kebesaran Sang Pencipta, terlahir seorang hamba di dunia ini, pukul 18.10 (sebelum adzan maghrib) dg BB 4,01 kg, PB 51 cm, LD 34 cm, LK 34 cm..Kelahiran ini jauh dari perkiraan bayi besar(perkiraan sebelumnya 3,3-3,5 kg) melihat dari postur badanku kecil,  tinggi cuma 155cm. Saat itu sempat pula sang bidan panik saat kepala dah keluar, karena kepala besar, dan bahu agak susah buat keluar, terpaksa persalinan dibantu dengan mendorong perutku.

          Setelah lahir, anakku tak langsung nangis tampak biru, dan segera menangis setelah disedot lendir..Alhamdulillah. tak lupa dilakukan inisiasi dini, tapi sayangnya cuma sebentar. Ucapan puji dan syukurku kepada Allah swt, telah lahir putraku yang sehat, tanpa cacat, sempurna. Walaupun relatif besar dapat dilahirkan secara normal, tak bisa kuungkapkan rasa syukurku.

NB : Teruntuk suamiku tercinta, terima kasih telah menemaniku dalam suka dan duka, kekuatanku adalah genggaman tanganmu saat aku rapuh untuk menopangku tetap berdiri tegak.

No comments:

Post a Comment